23.3 C
Samarinda
InternasionalHacker China Diduga Kembali Retas Jaringan Pertahanan Militer Jepang

Hacker China Diduga Kembali Retas Jaringan Pertahanan Militer Jepang

Internasional, JURNALKALTIM.com – Hubungan antara negara China dengan Jepang sebagai salah satu sekutu Amerika terkuat di Asia Timur kian memanas. Diketahui dari The Washington Post, hacker China diduga meretas salah satu jaringan sensitif yang dimiliki oleh badan pertahanan militer Jepang dan berhasil mendapatkan banyak informasi penting dari peretasan ini.

Serangan Berulang Hacker China Kepada Pertahanan Militer Jepang

Pihak militer Jepang sendiri sebelumnya sudah pernah mengalami peretasan oleh hacker China yang menyerang Badan Keamanan Nasional (National Security Agency) di tahun 2020 lalu. Pembobolan informasi ini dianggap sebagai salah satu kasus penyerangan oleh hacker paling parah yang pernah melanda negara Jepang. Setelahnya, Jepang mengaku telah meningkatkan standar keamanan tinggi paska terjadinya serangan cyber terhadap pertahan militer mereka.

Dalam aksi pembobolan tahun 2020 tersebut, pelaku hacker militer China berhasil mendapatkan skema perencanaan, daftar aset hingga hasil uji evaluasi militer dari negara Jepang. Tingkat kerusakan yang diderita Jepang begitu parah sehingga membuat Paul Nakasone, kepala Badan Keamanan Nasional dan Komando Cyber Amerika ikut turun tangan terbang ke Negeri Sakura demi melakukan penanggulangan krisis cyber yang terjadi.

Namun sayangnya, usaha Jepang untuk memperkuat tembok firewall paska serangan cyber tahun 2020 dinilai tidak cukup. Kabar keberhasilan serangan cyber yang kembali terjadi pada tanggal 07 Agustus kemarin menyeruak ke permukaan. Setelah usaha konfirmasi yang dilakukan oleh pihak The Washington Post, pihak Pemerintahan Jepang mengaku tidak menduga hal tersebut bisa terjadi dan akan meninjau segera serangan cyber yang dilakukan hacker China ini.

Serangan Cyber Berfokus ke Kedutaan Besar

Saat ini, Negara China tidak menutup – tutupi fakta bahwa mereka memiliki jaringan hacker handal yang disponsori langsung oleh negara. Alhasil, kita pun sudah sering mendengar ganasnya serangan cyber yang dilancarkan oleh jaringan hacker pemerintahan Cina tersebut. Biasanya, jaringan hacker China ini menyasar bidang komunikasi, transportasi hingga militer. Baru – baru ini, mereka berhasil meretas email Kedutaan Amerika Serikat.

Jepang yang ikut terkena imbas dari serangan cyber ini memilih untuk melakukan pertahanan maksimal demi mencegah kerugian lebih besar lagi. Amerika Serikat sebagai negara sekutu turut membantu manuver pertahanan Jepang.

Respons Jepang Terhadap Serangan Cyber Hacker China

Paska serangan cyber tahun 2020, banyak pihak yang mempertanyakan kurang agresifnya usaha sistem pertahanan Jepang untuk mencegah hal yang sama terulang kembali. Pendapat yang langsung dipatahkan oleh kedua belah pihak terkait. Amerika Serikat dan Jepang menyetujui untuk bekerja sama mengevaluasi dan meningkatkan keamanan cyber.

Dari pihak Jepang akan memperkerjakan salah satu top agensi keamanan komersil di Jepang. Mereka akan bekerja sama secara langsung dengan Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (U.S NSA) dan tim Komando Cyber (Cyber Command) untuk menemukan akar masalah dan merumuskan rekomendasi serta langkah – langkah yang perlu dilakukan.

Pihak Jepang mengatakan pihaknya telah merekrut sekitar 4.000 orang untuk memperkuat keamanan jaringan cyber militer dalam lima tahun kedepan. Mereka juga mendirikan Komando Cyber (Cyber Command) yang didedikasikan khusus untuk memonitor jaringan Jepang 24/7 tanpa henti. Diperkirakan, Jepang menghabiskan total 7 Trilliun dollar Amerika untuk membiayai kebutuhan cyber security selama 5 tahun kedepan.

Kekuatan Militer Jepang VS China

Menurut Business Insider, kekuatan militer China terhitung jauh lebih besar daripada militer Jepang. Diperkirakan China menghabiskan $ 188 Triliun untuk perbelanjaan militer sedangkan negara Jepang “hanya” menghabiskan $ 49 Triliun. Personel militer China menyentuh angka 2.3 Juta personel aktif militer sedangkan Jepang berada di angka 58.000 personel. Meskipun sangat terpaut jauh, banyak pakar memandang negara China tetap menjadikan Jepang sebagai salah satu rival terbesar mereka.

Namun, berkat perjanjian persekutuan dengan Amerika Serikat, Jepang berhasil mendapatkan keuntungan tinggi. Perjanjian Persekutuan tersebut mengharuskan Amerika Serikat untuk melindungi negara Jepang jika mereka diserang. Demi menjalankan kewajibannya ini, Amerika Serikat banyak mendirikan pos – pos militer di Kepulauan Senkaku. Bisa dibilang, meskipun kekuatan militer Jepang kalah oleh negara China, tapi secara strategi mereka tetap memiliki kekuatan dan keuntungan militer lebih besar.

Sumber :
1. The Washington Post – China hacked Japan’s sensitive defense networks, officials say
2. Forbes – China Hacked Japanese Military Networks, Report Says
3. Reuters – Japan says cannot confirm leakage after report says China hacked defence networks
4. NHK – China breached Japan’s classified defense networks, The Washington Post report

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Read More