24.4 C
Samarinda
NasionalKasus Pembunuhan Berantai Wonogiri Terungkap, Jumlah Korban bertambah

Kasus Pembunuhan Berantai Wonogiri Terungkap, Jumlah Korban bertambah

Wonogiri, jurnalkaltim.com – Pembunuhan berantai Wonogiri termasuk kasus yang paling menonjol sepanjang 2023. Pasalnya, korban yang sebelumnya terungkap, kini ditemukan lagi korban lainnya. Polisi terus mengusut kasus tersebut karena kematian korban ada yang diracun hingga dicekik. 

Pembunuhan Berantai Wonogiri Masuk Kasus Terviral di 2023

Menurut Kapolda Jateng, Drs. Ahmad Luthfi, SH, SSt, Mk, pembunuhan berantai Wonogiri termasuk kasus yang paling menonjol di sepanjang tahun 2023. Hasil penyidikan kepolisian setempat, pelaku pembunuhannya adalah Sarmo (35), warga desa Ciman Kecamatan Girimarto, Wonogiri. 

“ Kasus pembunuhan ini termasuk kasus menonjol di akhir tahun 2023” kata Kapolda Jateng. 

Pasalnya, proses terjadinya terjadi pembunuhan berantai Wonogiri berlangsung dari tahun 2020 hingga 2022. Selama kurun waktu tersebut, pelaku sudah membunuh empat korban dengan rincian 1 dicekik hingga meninggal dan 3 diantaranya diracun. Pembunuhan itu baru terungkap setelah pelaku ditangkap atas kasus pencurian pada 6 Desember 2023. 

Salah satu korbannya ada Katiyani (26), warga Desa Sanan, Kecamatan Girimarto. Korban ditemukan dari hasil kerangka tulang belulang di TPU Giriharjo Kecamatan Puhpelem pada 16 Mei 2020. Menurut Kapolda Jateng, korban dibunuh dengan cara dicekik, kepala dibenturkan, dan uangnya dirampas. 

Selain Katiyani, 3 korban lainnya, yakni Agung Santosa, warga Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten, Jateng; dan Sunaryo, warga Kecamatan Jatipurno, Wonogiri,  Sudimo, warga Dusun Ciman RT 2 Desa Semagar Kecamatan Girimarto

Ketiganya dibunuh di dua waktu yang berbeda, Agung dibunuh pada 2021 dan Sunaryo pada tahun 2022. Pelaku mengubur jasad korban di dua tempat yang berbeda, namun, masih dalam kawasan Kecamatan Girimarto, Wonogiri. Keduanya dibunuh dengan cara diracun menggunakan obat potas. 

Permasalahan Pelaku Membunuh Korban 

Pembunuhan yang dilakukan pelaku modusnya berbeda-beda. Pelaku membunuh Sunaryo karena masalah gadai mobil yang nilainya Rp. 48 Juta. Pelaku mengaku bahwa korban terus menekan karena jatuh tempo, sedangkan dirinya belum punya uang. 

“Korban bilang sudah dibantu tapi tidak bisa mengerti, pokoknya mencaci-maki saya,” tuturnya.

Sedangkan, kasus pembunuhan ke Katiyani karena pelaku tidak diberi pinjaman uang. Pelaku membonceng korban yang sebelumnya telah menjual motor ke pemakaman Kelurahan Giriharjo Kecamatan Puhpelem Kabupaten Wonogiri. 

Di Tempat itu, pelaku kembali meminta Katiyani untuk meminjam uangnya. Karena korban menolak, akhirnya Sarmo langsung mencekik korban dan membawa kabur uang Rp. 11,5 juta. 

Sementara, kasus dengan Sudimo karena korban ingin menjual lahannya. Pelaku tidak setuju karena dirinya sudah tanam modal di usaha penggergajian kayu. Akhirnya, pelaku meracuni korban lewat air minum yang telah diberi potas. 

referensi: Regional Kompas, Detik News, KRJogja

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Read More