Aceh Utara, jurnalkaltim.com – Banjir di Aceh terus meluas dan berdampak pada ribuan warga yang tinggal di daerah tersebut. Awalnya, banjir hanya menenggelamkan 9 Kecamatan saja dan kini menjadi 12 Kecamatan. Tingkat ketinggian air yang ada di setiap kecamatan berbeda-beda dan semua berawal dari luapan air Sungai.
Awal Mula Banjir di Aceh
Menurut Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Utara, Saiful mengatakan, banjir di Aceh bermula dari meluapnya Sungai Krueng Pirak pada Senin (25/12) dan masuk ke rumah warga di Kecamatan Pirak Timu.
Lalu, banjir semakin meluap dari Sungai Krueng Peuto, Keureto hingga menggenangi rumah warga di Lhoksukon. Akibatnya, sebagian warga sudah mulai membuka dapur umum untuk kebutuhan harian.
Saiful meminta, perangkat desa dan Muspika agar selalu menginformasikan perkembangan terbaru kepada BPBD setempat. Dalam perkembangan terbaru, tinggi air di setiap kecamatan berkisar antara 10 hingga 120 centimeter.
Banjir Meluas Hingga ke 12 Kecamatan
Banjir di Aceh awalnya hanya 5 kecamatan lalu bertambah menjadi 9 kecamatan. Dengan semakin meluasnya banjir, 3.307 penduduk di Kabupaten Aceh Utara terdampak bencana.
Disampaikan oleh Saiful, banjir di Aceh per Selasa (26/12) sudah ada 12 kecamatan yang terendam. Beberapa kecamatan yang terendam diantaranya,
Kecamatan Dewantara, Lhoksukon, Nisam, Geureudong Pase, Pirak Timu, Langkahan, Tanah Luas, Matangkuli, Syamtalira Bayu, Samudera, Cot Girek dan Kecamatan Paya Bakong.
Dengan meluasnya banjir, awalnya 3.300 jiwa hingga total yang terdampak ada 22.687 jiwa. Dari total tersebut, 1.424 jiwa sudah mengungsi dan tersebar di empat titik pengungsian.
“Data sementara terdapat 77 desa dalam 12 kecamatan terendam banjir. Total warga terdampak banjir itu 22.687 jiwa,” kata Saiful.
Saiful mengatakan, data yang disampaikan masih bersifat sementara karena ada potensi untuk bertambah. Timnya kini masih melakukan pendataan secara cermat terkait korban banjir di Aceh Utara ini.
Kini, banjir sudah mulai masuk ke kawasan permukiman penduduk dan pertanian warga. Sehingga, Saiful meminta, agar perangkat desa terus berkomunikasi dengan BPBD dan bantuan sedang dalam proses distribusi
“Hujan deras sepanjang dua hari terakhir mengakibatkan tiga sungai meluap yaitu Krueng Pirak, Keureuto dan Krueng Peutoe. Sehingga sejumlah kecamatan kita langsung terendam banjir,” tuturnya.
Referensi : AJNN, Kompas