24.7 C
Samarinda
Kalimantan TimurPencarian Korban Kecelakaan Speedboat di Mahulu Dihentikan, Kenapa?

Pencarian Korban Kecelakaan Speedboat di Mahulu Dihentikan, Kenapa?

bpbd kaltim

Samarinda, JURNALKALTIM.com – Dengan terpaksa, upaya pencarian korban kecelakaan speedboat di Sungai Batu Brang harus dihentikan untuk sementara oleh BPBD Kabupaten Mahakam Ulu bersama dengan seluruh tim gabungan. Keputusan ini merupakan kesepakatan bersama, pasalnya aliran arus Sungai Mahakam cukup deras hingga membuat warna air berubah cokelat pekat sehingga menyulitkan upaya pencarian.

Kesepakatan Penghentian Sementara Upaya Pencarian Korban Kecelakaan Speedboat

Dengan terpaksa, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mahakam Ulu bersama dengan seluruh pihak yang tergabung di dalam tim gabungan akhirnya bersepakat untuk sementara waktu menghentikan upaya pencarian korban kecelakaan speedboat di Sungai Batu Brang, Kampung Memahaq Teboq, Kecamatan Long Hubung, Kabupaten Mahakam Ulu, Provinsi Kalimantan Timur.

Pernyataan tersebut diutarakan secara langsung oleh Agus Dermawan yang menjabat sebagai Kepala BPBD Kabupaten Mahakam Ulu. Keputusan tersebut merupakan kesepakatan yang sudah dirundingkan bersama pihak yang tergabung dalam tim gabungan pencarian.

Tim gabungan pencarian korban kecelakaan speedboat itu terdiri dari petugas BPBD Kabupaten Mahakam Ulu, Komando Distrik Militer (Kodim) 0912 Kabupaten Kutai Barat, Kepolisian Resor (Polres) Kabupaten Mahakam Ulu, Kepolisian Perairan dan Udara (Polairud) Polres Kabupaten Kutai Barat serta Tim Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional atau Basarnas Provinsi Kalimantan Timur.

korban kecelakaan
Pencarian Korban Kecelakaan Speedboat di Mahulu

Pada hari Senin lalu, Agus Dermawan memberikan sejumlah keterangan kepada para awak media bahwa apabila nantinya di hari keenam pencarian, kedua korban kecelakaan speedboat belum juga dapat ditemukan, maka kemudian pada hari ketujuh, yaitu hari Selasa, tanggal 05 Desember 2023 nanti, pencarian korban kecelakaan akan diberhentikan dulu untuk sementara waktu.

Lebih lanjut, Agus Dermawan menjelaskan bahwa sejak terjadi kecelakaan speedboat pekan lalu, kedua korban kecelakaan di Sungai Batu Brang memang belum juga ditemukan. Padahal pihak BPBD Kabupaten Mahakam Ulu bersama dengan seluruh tim gabungan sudah menurunkan sebanyak 31 personel yang telah berupaya untuk melakukan usaha pencarian korban selama 6 hari berturut-turut.

Dalam upaya pencarian, tim gabungan setiap harinya berupaya menyisir di sepanjang bagian tepi pinggiran sungai dari titik lokasi kejadian tragis tersebut. Tidak hanya itu, upaya pencarian turut diperluas dengan melakukan pencarian hingga ke perairan Sungai Kelian. Tim gabungan mengupayakan penemuan korban kecelakaan speedboat dengan menggunakan speedboat serta perahu karet yang dilengkapi dengan mesin.

Dalam pernyataannya Agus Dermawan mengakui bahwa di hari keenam pencarian, tim gabungan sudah berupaya keras dan semaksimal mungkin untuk mengusahakan pencarian korban kecelakaan speedboat.

“Kita bersabar dan berdoa saja, semoga kedua korban ini bisa segera ditemukan,” Agus Dermawan berharap.

Penghentian Pencarian Korban Kecelakaan Speedboat Akibat Kondisi Air Sungai

Adapun keputusan untuk menghentikan sementara upaya pencarian korban kecelakaan speedboat ini disebabkan karena kondisi arus aliran sungai yang cukup deras akibat curah hujan yang tinggi. Apalagi upaya pencarian diperluas hingga menjangkau wilayah Sungai Mahakam, Kecamatan Long Iram, Kabupaten Kutai Barat.

Tidak hanya itu, akibat dari aliran arus sungai yang deras tersebut menyebabkan warna air berubah menjadi cokelat pekat. Hal ini semakin mempersulit upaya personel untuk melakukan pencarian korban kecelakaan yang selalu dimulai dari pukul 08:00 WITA sampai dengan 18:00 WITA.

Sebagai bagian dari upaya pencarian, Agus Dermawan turut mengimbau kepada seluruh warga nelayan yang bertempat tinggal di daerah bantaran Sungai Mahakam agar turut memperhatikan daerah sekitar sungai. Untuk berjaga-jaga apabila korban kecelakaan speedboat telah mengapung ke atas permukaan air. Apabila telah menemukan, dapat segera memberitahukan ke Kepolisian Sektor (Polsek) atau Komando Rayon Militer (Koramil) setempat.

Diinformasikan pula bahwa kedua korban kecelakaan speedboat tersebut merupakan ayah dan anak yang bernama Yohanes Yong Edo berumur 23 tahun dan Margareta Rosaldi Komala yang masih berumur 3 tahun. Kedua korban kecelakaan speedboat ini merupakan warga yang tinggal di Base Camp PT Setia Agro Abadi (PT SAA) Kampung Matalibaq, Kecamatan Long Hubung, Kabupaten Mahakam Ulu.

Berdasarkan sejumlah keterangan yang diterima, peristiwa kejadian kecelakaan tragis terbaliknya speedboat Maddin 01 tersebut disebabkan karena kondisi speedboat yang memang sedang melaju dengan kecepatan cukup tinggi. Sehingga, pada saat akan mengelak dari hantaman kayu yang tengah terapung di air, badan speedboat menjadi miring hingga kemudian terbalik. (ADV/NDA/BPBDKALTIM)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Read More