SAMARINDA, JURNALKALTIM.com – Perubahan iklim 2023 kini tengah menjadi fokus Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, khususnya yang berkaitan dengan upaya penurunan emisi gas karbon. Langkah progresif pun turut diambil dengan menggelar Sosialisasi Peningkatan Kapasitas Kinerja Perangkat Daerah.
Kaltim jadi Pilot Project Nasional dan Internasional
Sejalan dengan misi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim) yang ingin menciptakan hunian aman dan nyaman, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) pun mengupayakan terobosan baru sebagai tindak lanjut atas misi tersebut.
Bahasan dalam pertemuan itu disampaikan langsung oleh Kepala Dinas (Kadis) Lingkungan Hidup Rafiddin Rizal yang menyatakan, bahwa isu terkait perubahan iklim 2023 perlu diketahui oleh seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Tujuannya tak lain, karena Kaltim mendapati posisi sebagai pilot project nasional bahkan internasional dalam rangka penurunan emisi gas rumah kaca (GRK).
Dalam kegiatan itu disebutkan, bahwa tidak hanya Aparatur Sipil Negara (ASN) yang diperlukan keterlibatannya. Melainkan juga seluruh pegawai di bidang administrasi khususnya jajaran Dinas Lingkungan Hidup sebagai unsur sentralnya.
Terkait upaya penurunan emisi gas karbon sendiri, Kadis LH itu menyampaikan bahwa Provinsi Kaltim telah menerima dana kompensasi sebagai bentuk dukungan yang diberikan langsung oleh Bank Dunia (World Bank). Sementara nilai dana tersebut diperkirakan mencapai 20,9 juta USD atau setara dengan RP.313,5 miliar.
Dilanjutkan olehnya, bahwa perubahan iklim 2023 merupakan perubahan variabel iklim yang seringkali menyebabkan kondisi suhu udara dan curah hujan terjadi secara berangsur-angsur dengan lama sekitar 50 hingga 100 tahun. Dimana, salah satu faktor yang melatarbelakangi adanya perubahan itu yakni disebabkan oleh keterkaitan manusia dalam menggunakan bahan bakar fosil dan alih-guna lahan.
“Kita harus memahami bahwa perubahan itu disebabkan oleh kegiatan manusia, khususnya yang berkaitan dengan pemakaian bahan bakar fosil dan alih-guna lahan,” ungkap Rizal saat menyampaikan sambutan pembukaan kegiatan tersebut.
Faktor Manusia dalam Perubahan Iklim 2023
Sejalan dengan dipilihnya Provinsi Kalimantan Timur sebagai pelaksana penurunan gas emisi karbon, Dinas Lingkungan Hidup pun nampak menanggapi serius wacana ini. Mengingat, pihaknya telah menerima dana kompensasi dari Bank dunia (World Bank).
Adapun salah satu faktor yang disoroti olehnya, yakni mengenai perubahan iklim 2023 yang menjadi isu krusial untuk diketahui seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Kadis LH Provinsi Kaltim, Rafiddin Rizal menyebut, bahwa manusia sebagai makhluk sosial juga menjadi ancaman bagi keberlanjutan alam semesta.
Hal ini dibuktikan dengan sejumlah kegiatan yang menjadi faktor perubahan iklim 2023. Khususnya, jika kegiatan tersebut justru mampu meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca yang berkaitan dengan karbon dioksida (Co2), Metana (Ch4), Dan Nitrous Oksida (N2o).
“Gas-gas inilah yang selanjutnya menentukan peningkatan suhu udara, karena sifatnya yang seperti kaca, yaitu dapat meneruskan radiasi gelombang pendek yang tidak bersifat panas, tetapi menahan radiasi gelombang panjang yang akibatnya atmosfer bumi makin memanas dengan laju yang setara dengan laju perubahan konsentrasi gas rumah kaca,” tuturnya.
Perlu diketahui, target penurunan gas rumah kaca dalam skala nasional yakni mencapai 26-41% (26% dengan pendanaan sendiri dan 41% dengan bantuan negara asing/donor) sampai dengan tahun 2020. Dengan demikian, Benua Etam terus mengupayakan yang terbaik dalam rangka mewujudkan cita-cita tersebut.
Di samping itu tak bisa dipungkiri, bahwa Provinsi Kalimantan Timur telah berhasil menurunkan emisi GRK menggunakan bau baseline, yakni sebesar 36,401 juta ton co2 eq dari target 14.667 juta ton co2 eq.,
“Kami berharap seluruh perangkat daerah juga dapat terlibat aktif dalam melaksanakan kegiatan mitigasi dalam aksi penurunan emisi gas rumah kaca, sehingga bumi Etam dapat menjadi tempat hidup yang nyaman,” pungkasnya.
Diketahui pula, bahwa kegiatan sosialisasi ini rupanya juga turut dihadiri oleh Ahmad Wijaya dari Yayasan Bioma dan Aris Pratama dari DLH Provinsi Kaltim sebagai narasumber dalam sesi pertemuan dan diskusi yang diikuti oleh para peserta, yang mana fokusnya adalah mengupayakan kepedulian terhadap perubahan iklim 2023. (ADV/EL/DISKOMINFOKALTIM).