Kalimantan Timur, JURNALKALTIM – Kontroversi mengenai harga tiket pesawat ke Berau yang dinilai tinggi menjadi perhatian masyarakat. Aksi protes di depan Kantor Gubernur Kaltim menuntut penurunan harga tiket tersebut juga suah seringkali dilakukan.
Yang Mahal Tidak Hanya Tiket Pesawat ke Berau
Kepala Dinas Perhubungan Kaltim, Yudha Pranoto, memberikan penjelasan yang mengungkapkan sisi-sisi terkait masalah ini.
Menurut Yudha, masalah harga tiket pesawat ke Berau yang dianggap mahal tidak hanya terjadi pada Kabupaten tersebut, melainkan juga di daerah lain.
“Semuanya juga mahal, kemudian mahal atau tidak itu tergantung pesawatnya, tergantung jumlah penumpangnya,” ujarnya.
Dia menjelaskan bahwa pesawat yang melayani rute Berau adalah jenis ATR dengan kapasitas 70 orang. Jumlah penumpang yang terbatas dan pesawat yang relatif kecil mempengaruhi perhitungan biaya operasional, yang pada gilirannya memengaruhi penentuan harga tiket.
“Pesawat besar dengan jumlah penumpang banyak otomatis harga tiketnya bisa ditekan. Pesawat yang mendarat di Berau ini kan jenis ATR kapasitas 70 orang. Dengan penumpang yang kecil dan sedikit tentunya untuk menutup biaya operasional mereka harus menaikkan harga untuk menutup,” tambahnya.
Dirinya juga mengungkapkan, dalam penentuan harga tiket pesawat tidak menjadi kewenangan Dinas Perhubungan Kaltim, melainkan keputusan dari kementerian terkait.
“Yang engga kalah pentingnya penentuan dasar harga batas atas dan bawah itu yang menentukan bukan kita, tapi kementerian,”
ungkapnya. Selain itu, Yudha menjelaskan bahwa kenaikan harga avtur menjadi faktor penting yang memengaruhi harga tiket pesawat.
“Ditambah lagi harga avtur itu naik,” katanya.
Penjelasan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif kepada masyarakat mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi harga tiket pesawat rute Berau. (EL/ADV/DISHUBKALTIM)