Kalimantan Timur, JURNALKALTIM.com – Pada saat ini, beberapa universitas di Kalimantan Timur, seperti Universitas Mulawarman dan Universitas Islam Negeri Sultan Aji Sulaiman (UINSI) Samarinda, telah aktif melakukan penjaringan tenaga kerja melalui kegiatan bursa kerja atau job fair. Hal ini dilakukan untuk mengurangi angka pengangguran lulusan Perguruan Tinggi.
Inisiatif ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada para lulusan universitas tersebut untuk terhubung dengan potensi pengusaha. Selain itu, melalui kegiatan ini mereka bisa mencari peluang pekerjaan yang sesuai dengan keahlian dan kualifikasi mereka.
Tingkat Pengangguran di Indonesia, Angka Pengangguran Lulusan Perguruan Tinggi Naik
Berdasarkan informasi yang didapatkan dari Databoks Katadata, dari total penganggur sekitar 7,99% atau setara dengan 673,49 ribu orang merupakan lulusan universitas. Selanjutnya, sebanyak 1,89% atau sekitar 159,49 ribu orang merupakan penganggur yang memiliki latar belakang pendidikan dari Akademi/Diploma.
Sementara itu, jumlah penganggur dengan latar belakang pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau setara dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) Kejuruan mencapai sekitar 1,66 juta jiwa atau 1,66%.
Analisis lebih lanjut perlu dilakukan untuk memahami secara mendalam faktor-faktor yang memengaruhi tingkat pengangguran pada setiap tingkat pendidikan ini, serta merancang strategi yang sesuai untuk mengatasi tantangan di bidang ketenagakerjaan.
Faktor Penyebab Angka Pengangguran Lulusan Perguruan Tinggi
Peningkatan angka pengangguran lulusan Perguruan Tinggi terbuka ini dapat mengindikasikan tantangan dalam penempatan lulusan sarjana di dunia kerja. Faktor-faktor seperti pertumbuhan ekonomi, perkembangan industri, dan relevansi antara kurikulum pendidikan dengan kebutuhan pasar kerja mungkin menjadi pertimbangan dalam analisis penyebab kenaikan tersebut.
“Banyak faktor, misal domisili dibutuhkan untuk daerah Bontang, tetapi jauh dari domisili asal akhirnya para lulusan tidak tertarik, terlebih banyak lulusan juga merantau,” jelasnya.
Jurusan Tidak Sesuai dengan Tren Kebutuhan Penyedia Kerja
Rozani menjelaskan bahwa peningkatan angka pengangguran terbuka dapat disebabkan oleh berbagai faktor kompleks. Salah satunya adalah ketidaksesuaian antara tren kebutuhan penyedia kerja dan karakteristik para pencari kerja.
Contohnya, meskipun lulusan memiliki jurusan yang sesuai, tetapi karakteristik pribadi mereka mungkin tidak selaras dengan harapan industri.
Penempatan Kerja yang Terlalu Jauh dari Tempat Tinggal
Selain itu, faktor lain yang memainkan peran penting adalah penempatan kerja yang tidak selaras dengan domisili para pencari kerja. Hal ini dapat menjadi hambatan dalam mencari pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi mereka.
Adanya ketidaksesuaian ini menunjukkan bahwa banyak faktor angka pengangguran lulusan Perguruan Tinggi yang saling berinteraksi dan tidak dapat dipukul rata.
Universitas Kalimantan Timur Bersama Disnaker Kaltim Lakukan Upaya Guna Kurangi Angka Pengangguran Lulusan Perguruan Tinggi
Inisiatif universitas-universitas di Kalimantan Timur ini membuktikan keterlibatan aktif mereka dalam mendukung kesuksesan karir para mahasiswa dan kontribusi mereka terhadap pembangunan ekonomi daerah melalui penyaluran tenaga kerja yang berkualitas.
Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, Rozani Erawardi, menyebutkan bahwa angka pengangguran lulusan Perguruan Tinggi (S1) mengalami peningkatan yang signifikan.
Pada tahun 2022, angkanya mencapai 3,50 persen, namun pada tahun 2023 terjadi kenaikan yang cukup tinggi, mencapai 5,09 persen. Kenaikan ini menjadi perhatian karena bersifat lumayan signifikan.
“Ada kenaikan memang, makanya di inisiasi universitas untuk mengadakan job fair,” ungkap Rozani Erawardi.
Penting bagi pihak terkait, termasuk institusi pendidikan dan pemerintah daerah, untuk melakukan analisis menyeluruh terkait penyebab ketidaksesuaian ini. Terdapat beberapa langkah-langkah dapat diambil untuk meningkatkan kualifikasi dan penempatan lulusan, sehingga dapat mengurangi angka pengangguran terbuka dan meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja.
Perlu Upaya Kolaborasi dengan Berbagai Pihak Untuk Mengatasi Pengangguran Ini
Rozani menyambut baik inisiatif yang diambil oleh sekolah tinggi dalam menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan para lulusan. Namun, menurut pengamatannya, peningkatan angka pengangguran terbuka juga dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk preferensi pribadi dari para lulusan yang mungkin tidak selaras dengan permintaan pasar kerja.
Ia menyoroti bahwa kecocokan antara keterampilan yang dimiliki oleh lulusan dengan kebutuhan industri merupakan hal yang krusial.
Menurutnya, survei ini mungkin berasal dari sampel tertentu dan bukan mencakup seluruh populasi lulusan. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis mendalam dan holistik untuk memahami faktor-faktor penyebab peningkatan angka pengangguran terbuka, termasuk melibatkan berbagai pihak terkait seperti institusi pendidikan, pemerintah daerah, dan pelaku industri.
Dengan pemahaman mendalam terhadap perubahan ini, upaya koordinasi antara institusi pendidikan dan pemerintah daerah mungkin diperlukan untuk mencari solusi yang efektif dalam mengatasi tantangan ketenagakerjaan di Kalimantan Timur.(NWL/ADV/DISNAKERTRANSKALTIM).