26.1 C
Samarinda
Kalimantan TimurSamarindaSMAN 8 Samarinda Berantas Bullying dengan Membentuk Komunitas Agen Perubahan Anti Perundungan

SMAN 8 Samarinda Berantas Bullying dengan Membentuk Komunitas Agen Perubahan Anti Perundungan

banner disdikbud

Samarinda, JURNALKALTIM.com – SMAN 8 Samarinda telah mengambil langkah proaktif dalam mencegah dan mengatasi tindakan perundungan di sekolah dengan membentuk Komunitas Agen Perubahan Anti Perundungan. Langkah ini dilakukan sebagai bentuk komitmen sekolah dalam memerangi perundungan atau bullying, serta tindak kekerasan yang terjadi di lingkungan sekolah.x

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kalimantan Timur menunjuk SMAN 8 Samarinda sebagai sekolah inklusi. Dengan adanya hal ini, tentunya SMA 8 memiliki tanggung jawab lebih dalam menciptakan lingkungan yang inklusif dan aman bagi semua siswa, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus.

Dalam upayanya untuk menangani perundungan, sekolah ini telah membentuk Komunitas Agen Perubahan Anti Perundungan. Komunitas ini bertujuan untuk menciptakan kesadaran, mempromosikan perilaku positif, serta memberikan dukungan kepada korban perundungan. Adanya langkah ini menunjukkan tekad sekolah untuk secara aktif melibatkan siswa dan staf dalam upaya pencegahan dan penanganan perundungan.

Langkah-langkah seperti ini memiliki potensi besar untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, harmonis, dan mendukung perkembangan positif bagi semua siswa. Melalui upaya bersama dari komunitas sekolah, perundungan dapat diredam dan inklusi dapat diwujudkan.

Komunitas Roots Aktif Mengajak dan Mensosialisasikan Kepada Seluruh Warga Sekolah Terkait Tindakan Bullying di Sekolah

Koordinator Komunitas Roots,  Zahra menjelaskan tujuan di balik pembentukan komunitas ini adalah untuk mencegah potensi terjadinya perundungan di lingkungan sekolah. Komunitas ini memang berfokus pada pencegahan perundungan (bullying) dan tindak kekerasan.

“Sekolah ini termasuk ke dalam sekolah inklusi. Dalam hal ini, Anak Bekebutuhan Khusus (ABK) serta siswa yang reguler kan berinteraksinya secara langsung, apalagi ada di dalam satu kelas yang sama. Dikhawatirkan adanya terjadi kasus pembullyan itu bisa terjadi, makanya komunitas ini hadir guna untuk berkampanye atau mensosialisasikan tentang anti bullying serta kekerasan,” ujar Zahra.

SMAN 8 Samarinda, Komunitas Roots, Bullying di Sekolah, Disdikbud Kaltim
SMAN 8 Samarinda Berantas Bullying dengan Membentuk Komunitas Agen Perubahan Anti Perundungan

Zahra juga menjelaskan bahwa komunitas ini berperan dalam memberikan pemahaman kepada adik-adik kelas dan teman-teman mereka tentang apa itu perundungan dan bagimana dampaknya. Mereka juga berupaya memberikan contoh agar perilaku seperti itu tidak dilakukan.

“Komunitas ini sudah mulai berjalan sejak 3 tahun ini, kami juga memperkenalkan kepada adik-adik kelas serta teman-teman kelas agar tah seberapa bahayanya terjadi tindakan pembullyan serta perundungan yang terjadi di sekolah maupun lingkungan sekitar,” jelasnya.

Inisiatif komunitas ini berperan penting dalam membentuk kesadaran dan tanggung jawab sosial di kalangan siswa. Melalui pendekatan pencegahan dan edukasi, komunitas Roots berharap dapat menciptakan lingkungan sekolah yang lebih aman, harmonis, dan inklusif bagi semua siswa, khususnya bagi mereka yang memiliki kebutuhan khusus.

Sekolah Inklusi SMAN 8 Samarinda Hingga Saat Ini Tidak Pernah Ada Laporan Kasus Bullying

Dalam kesempatan terpisah, Nurhayati selaku Kepala Sekolah SMAN 8 Samarinda menegaskan bahwa tindakan pembullyan dan perundungan di sekolahnya hingga saat ini tidak terjadi dan dia berkomitmen untuk menjaga agar hal tersebut tidak terjadi melalui komunitas yang dibagun.

“Walaupun sekolah kami ini yaa termasuk ke dalam sekolah inklusi, tetapi sampai saat ini belum ada laporan masuk terkait adanya tindakan pembullyan dan perundungan,” ungkap Nurhayati.

Nurhayati berharap bahwa di masa mendatang, kasus-kasus seperti pembullyan dan perundungan tidak akan terjadi di sekolahnya. Dia ingin memastikan bahwa lingkungan sekolah tetap aman, inklusif, dan bebas dari perilaku yang merugikan.

Rencana Tahun Depan Komunitas Roots Anti Bullying Akan Masuk Kategori Ekstrakulikuler

Menariknya, komunitas Roots ini dibawah naungan United Nations Children’s Fund (UNICEF) dan juga mendapat dukungan penuh dari Menteri Pendidikan Kalimantan Timur. Zahra pun mengungkapkan bahwa keberadaan komunitas ini murni sebagai komunitas bukanlah sebuah ektrakulikuler, namun ia berharap kedepannya dapat dijadikan sebagai kegiatan ekstrakulikuler.

“Ini bukan termasuk ke dalam ekstrakulikuler yaa tapi ini masih masuk dalam komunitas, tapi ada rencana tahun depan mau di masukkan menjadi ekstrakulikuler di sekolah,” tuturnya.

Rencana untuk mengubah status komunitas ini menjadi ekstrakulikuler di masa mendatang menunjukkan komitmen dan keberhasilan komunitas dalam menyampaikan pesan anti-perundungan kepada siswa dan melibatkan mereka dalam upaya ini.

Dengan demikian, komunitas ini memiliki potensi untuk semakin memperluas dampaknya dalam menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan bebas dari perundungan. Tentunya akan dapat memberikan edukasi tentang pentingnya menghormati hak dan keberagaman setiap siswa.(MUH/ADV/DISDIKBUDKALTIM).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Read More