23.8 C
Samarinda
Kalimantan TimurSamarindaPerintis Kurikulum Merdeka di Kaltim, SMAN 8 Samarinda Jadi Sorotan!

Perintis Kurikulum Merdeka di Kaltim, SMAN 8 Samarinda Jadi Sorotan!

banner disdikbud

Samarinda, JURNALKALTIM.com – SMAN 8 Samarinda memegang peran penting sebagai perintis dalam menerapkan Kurikulum Merdeka di Kaltim. Keberanian dan inovasi terbukti ketika Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim menunjuk mereka sebagai salah satu sekolah pertama yang mengadopsi Kurikulum Merdeka.

Pengembangan Pendidikan Melalui Kurikulum Merdeka di Kaltim

Sejak berdiri pada tahun 1993, SMAN 8 Samarinda telah menjadi pelopor utama dalam pengembangan pendidikan di Kaltim. Dengan total 18 rombongan belajar, sekolah ini membuktikan bahwa skala bukanlah halangan untuk mengambil peran sebagai pelopor perubahan.

Keputusan dalam mengadopsi urikulum Merdeka di Kaltim mencerminkan semangat terus berkembang dan berinovasi, khususnya dalam memberikan pendidikan yang berkualitas kepada siswa-siswinya. Bersama dua sekolah lainnya, SMAN 8 Samarinda menjadi pionir dalam mengadopsi konsep pendidikan inovatif ini di wilayah Kaltim.

Kurikulum Merdeka, SMAN 8 Samarinda
Nurhayati

“Hanya ada 3 angkatan pertama di Kaltim, jadi kamilah yang menjadi pionir implementasi kurikulum Merdeka,” ucap Nurhayati.

Lebih lanjut, Nurhayati menyampaikan bahwa hanya ada tiga sekolah yang terlibat dalam langkah awal penerapan Kurikulum Merdeka di Kaltim. SMAN 8 Samarinda memiliki kehormatan menjadi bagian pertama, yang ikut turut serta dalam penerapan Kurikulum Merdeka.

Pengalaman SMAN 8 Samarinda sebagai pionir Kurikulum Merdeka di Kaltim memberikan inspirasi bagi sekolah-sekolah lain di wilayah tersebut untuk menyusul langkah mereka dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Hal ini membuktikan bahwa ukuran atau skala sekolah bukanlah hambatan untuk menjadi agen perubahan dan mengadopsi konsep-konsep inovatif yang dapat meningkatkan pembelajaran siswa.

Adopsi Kurikulum Merdeka di SMAN 8 Samarinda Guna Percepatan Penerapan Kurikulum Nasional

Pada tahun ajaran 2022-2023, sebanyak 90% sekolah di Kalimantan Timur sudah menerapkan Kurikulum Merdeka. Namun, SMAN 8 Samarinda bersama dua sekolah lainnya telah melangkah lebih jauh dengan sepenuhnya menerapkan Kurikulum Merdeka hingga kelas 12.

Nurhayati menjelaskan bahwa keputusan SMAN 8 Samarinda mengadopsi Kurikulum Merdeka di Kaltim dengan tujuan mempercepat penerapan kurikulum nasional yang direncanakan akan diterapkan pada tahun 2024. Tindakan proaktif ini menunjukkan komitmen sekolah untuk beradaptasi dengan perubahan pendidikan nasional dan menjadi bagian dari inisiatif yang lebih besar.

“Kami sebagai 3 sekolah inovatif ini, telah sepenuhnya mengadopsi Kurikulum Merdeka, tidak lagi menggunakan K13,” ujarnya.

Sebagai perintis Kurikulum Merdeka di Kaltim, SMAN 8 Samarinda bukan hanya sebuah sekolah, tetapi juga menjadi tujuan bagi sekolah lain yang ingin berbagi pengalaman dalam menerapkan kurikulum ini.

SMAN 8 Dikunjungi Pihak Sekolah Lain, Menilik Proses Pembelajaran Kurikulum Merdeka

Kepala SMAN 8 Samarinda Nurhayati, mengungkapkan bahwa sekolah mereka telah menerima banyak kunjungan dari pihak sekolah lain yang tertarik mengenai implementasi Kurikulum Merdeka di Kaltim.

“Kami menerima banyak kunjungan, baik terkait masalah dan bagaimana menjalani Kurikulum Merdeka,” ungkapnya.

Kunjungan tersebut mencakup berbagai aspek, mulai dari pemahaman terhadap konsep kurikulum hingga cara praktis dalam menjalankannya. SMAN 8 Samarinda berfungsi sebagai pusat berbagi pengetahuan dan pengalaman, menciptakan kolaborasi yang positif dalam komunitas pendidikan di Kalimantan Timur.

Nurhayati menegaskan bahwa SMAN 8 Samarinda bersama dua sekolah lainnya mendapatkan dukungan pendampingan langsung dari pusat. Dukungan ini tidak hanya bersifat panduan konseptual, tetapi juga mencakup aspek pendanaan yang memungkinkan kelancaran implementasi Kurikulum Merdeka di sekolah-sekolah tersebut.

Dalam rangka meningkatkan pemahaman dan penerapan Kurikulum Merdeka di Kaltim ini, pendampingan dilakukan secara komprehensif melalui berbagai metode. Mulai dari sesi coaching online dan offline, loka karya, hingga bimbingan langsung selama periode 3 tahun.

Proses ini bertujuan agar sekolah dapat sepenuhnya memahami, mengelola, dan mengoptimalkan Kurikulum Merdeka sebelum kembali dikelola oleh pihak daerah. Pendampingan ini menandakan komitmen penuh dalam mengadopsi dan mengimplementasikan kurikulum yang mendukung perkembangan peserta didik. (MUH/ADV/DISDIKBUDKALTIM)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Read More