SAMARINDA, JURNALKALTIM.com – Terobosan baru datang dari SMA 2 Balikpapan melalui giat kampanye pencegahan stunting. Menjadi sekola pertama yag mempelopori program Komunitas Pelajar Peduli Stunting (KPPS), sekolah ini sukses menuai penghargaan sekaligus apresiasi dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).
Program KPPS Jadi Tonggak Inovasi Terbaik
Memiliki kiprah di bidang pencegahan stunting, SMA 2 Balikpapan rupanya menciptakan inovasi terbaiknya melalui program bertajuk KPPS alias Komunitas Pelajar Peduli Stunting. Bukan hanya berkulik di sektor edukasi, sekolah yang berlokasi di Kota Minyak itu bahkan tengah gencar melakukan diseminasi melalui berbagai platform media sosial.
Turut menuai tanggapan dari Siti Aminah selaku Sub Koordinator Peserta Didik dan Pembangunan Karakter Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Timur, program KPPS dinilai menjadi tonggak inovasi terbaik yang melahirkan terobosan baru dalam giat kampanye pencegahan stunting di tengah masyarakat.
Oleh karena itu, Siti Aminah tak segan-segan menyampaikan apresiasinya kepada jajaran siswa dan juga tenaga pendidik yang terlibat dalam pencetusan program tersebut. Menurutnya, dampak positif dari program KPPS kian nampak melalui pemberdayaan siswa sebagai agen perubahan, dimana bukan hanya dibekali dengan ilmu pengetahuan melainkan juga melibatkan kolaborasi sosial bersama masyarakat sekaligus platform-platform digital.
“Langkah mereka ini patut diapresiasi sebagai contoh yang sangat baik bagi sekolah-sekolah lain di Kaltim,” ujarnya.
Dilanjutkan olehnya bahwa keterlibatan siswa juga menjadi aspek penting dalam mencetak generasi yang melek terhadap perkembangan teknologi, pun diiringi oleh irama sosial yang efektif. Sehingga kampanye pencegahan stunting di tengah masyarakat akan lebih dimengerti dan dapat dijangkau oleh seluruh lapisan tanpa terkecuali.
“Jadi cara mereka untuk berkampanye pencegahan stunting ini bisa lewat langsung maupun media sosial. Seperti, poster, vlog, video, konten TikTok,” ucapnya.
Suksesnya program KPPS yang dipelopori oleh SMA 2 Balikpapan kata Siti Aminah menjadi percontohan yang cemerlang di lingkungan pendidikan, apalagi jika dapat ditiru oleh sekolah-sekolah lain di Provinsi Kalimantan Timur. Mengingat, kasus stunting memerlukan adanya sinergi yang kuat antar berbagai stakeholder yang mana membutuhkan dukungan dan dorongan dari para pemuda sebagai agen perubahan.
“Kita ingin semua sekolah punya komunitas peduli stunting agar mereka bisa mengedukasi teman-temannya dikelas maupun masyarakat,” pungkasnya.
Akselerasi Kampanye Pencegahan Stunting Oleh Para Pemuda
Program Komunitas Pelajar Peduli Stunting (KPPS) yang sukses mendapatkan penghargaan sebagai terobosan terbaik tahun 2022 akhirnya mencapai masa keemasannya. Hal ini dibuktikan dengan sikap konsisten SMA 2 Balikpapan dalam mengampanyekan pentingnya pencegahan stunting di tengah masyarakat sekaligus pengadaan berbagai kegiatan sukarela, sebagaimana disampaikan oleh Kepala SMA 2 Balikpapan, Ririen Friedayati.
Ada dua program prioritas terkait kampanye pencegahan stunting selain KPPS, kata Ririen yakni berupa program Sekolah Siaga Kependudukan (SSK). Tujuannya tak lain guna memperkuat persoalan mengenai kependudukan, khususnya di lingkup stunting.
“SK SSK kita 7 Juli 2021 dan SK KPPS kita 28 Oktober 2022 kemudian untuk peresmiannya sendiri, launching-nya KPPS pada 3 November 2022,” ucap Ririen.
Selain itu, Ririen menjelaskan pula mengenai perlunya peran pemuda yang holistik di tiga unsur utama meliputi kesehatan, keceriaan, dan kecerdasan. Sehingga bukan hanya terfokus pada satu nilai saja, melainkan mampu mengakulturasikan keseluruhan nilai yang melekat di jiwa para pemuda sebagai agent of change.
“Jadi kita menguatkan basis pemuda SMA 2 Balikpapan, bagaimana pemuda itu, memiliki 3 aspek. yakni, kesehatan, ceria, dan kecerdasan,” sambungnya.
Kemudian di aspek kegiatan sukarela, Ririen membeberkan bahwa pihaknya telah menggandeng para siswa yang terlibat dalam program KPPS dengan membagikan telur kepada anak-anak dan juga ibu hamil. Dalam kegiatan tersebut, Ririen dan jajaran siswa SMA 2 Balikpapan pun nampak menjalin kolaborasi dengan ibu-ibu PKK setempat.
“Kita juga punya kegiatan membagi-bagi telur ke anak-anak kecil maupun ibu hamil di sekitar SMA 2 Balikpapan agar terhindar dari stunting,” jelas Ririen.
Terakhir dalam giat kampanye pencegahan stunting, SMA 2 Balikpapan kemudian turut mengajak sejumlah sekolah di sekitarnya agar turut serta menyemarakkan program KPPS dan SSK. Diantaranya ada SMP 4 Balikpapan, SMP 22 Balikpapan, SMA 6 Balikpapan, SMA 7 Balikpapan, SMA 9 Balikpapan, SMA Nusantara Balikpapan, SMA 1 Busang, SMA 7 Samarinda, SMA 12 Samarinda, SMA 15 Samarinda, SMA 16 Samarinda, SMA 5 Penajam Paser Utara (PPU), SMA 1 Kuaro, dan SMA 1 Kota Bangun. (MUH/ADV/DISDIKBUDKALTIM)