SAMARINDA, JURNALKALTIM.COM – Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) memberdayakan keluarga sehat sebagai kunci dalam pembangunan kesehatan guna mengurangi angka kematian.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kalimantan Timur, Setyo Budi Basuki, menyoroti pentingnya Komunikasi Perubahan Perilaku (KPP) yang dilakukan oleh Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Komunikasi tersebut dilakukan dalam rangka memberdayakan keluarga sehat di wilayah Kaltim.
Pemberdayaan keluarga sehat ini menjadi kunci dalam mencapai tujuan utama pembangunan kesehatan yang diukur melalui lima indikator utama, termasuk angka harapan hidup, angka kematian bayi dan ibu, serta prevalensi penyakit menular dan tidak menular.
Menurut Basuki, pembangunan kesehatan memiliki fokus pada peningkatan status kesehatan masyarakat dengan mengedepankan indikator seperti angka harapan hidup, angka kematian bayi dan ibu, serta prevalensi penyakit menular dan tidak menular.
Pemberdayaan Keluarga Sehat Untuk Mencapai Tujuan Bersama
Pada pernyataannya di Samarinda, Basuki menegaskan bahwa peningkatan kesehatan masyarakat dapat dicapai dengan melibatkan keluarga sehat dan mendorong perubahan perilaku. Dalam konteks ini, Basuki menggarisbawahi perlunya meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di tingkat keluarga.
PHBS mencakup sepuluh perilaku kunci, seperti mencuci tangan dengan sabun, menggunakan jamban sehat, pengolahan air minum yang benar, konsumsi sayur dan buah, olahraga teratur, tidak merokok, menghindari alkohol dan narkoba, pemeriksaan kesehatan berkala, serta memanfaatkan pelayanan kesehatan.
“Agar masyarakat menerapkan PHBS, petugas kesehatan di Puskesmas harus memiliki kompetensi dalam melakukan Komunikasi Perubahan Perilaku (KPP) yang sesuai dengan masalah kesehatan dan kondisi sosial budaya masyarakat setempat,” ujar Basuki.
Pemahaman yang baik terhadap masalah kesehatan dan konteks sosial budaya akan membantu petugas kesehatan mengkomunikasikan informasi dengan efektif, merangsang perubahan perilaku. Pada akhirnya akan mencapai tujuan pembangunan kesehatan di Kalimantan Timur yang dapat dimulai melalui pembentukan keluarga sehat di wilayah tersebut.
Basuki menjelaskan bahwa Komunikasi, Pemberdayaan, dan Penyuluhan (KPP) merupakan suatu proses interaksi yang melibatkan sumber pesan dan penerima pesan. Proses ini memiliki tujuan untuk mempengaruhi perilaku penerima pesan agar sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh sumber pesan.
Dalam konteks pemberdayaan keluarga sehat, Basuki menekankan bahwa KPP merupakan sebuah usaha untuk memberdayakan individu, keluarga, dan masyarakat agar mereka memiliki pengetahuan (tau), kesediaan (mau), dan kemampuan (mampu) untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Sehingga, lambat laun kebiasaan tersebut dapat membentuk sebuah keluarga sehat.
Lebih lanjut, Basuki menyatakan bahwa pendekatan yang digunakan dalam KPP untuk pemberdayaan keluarga sehat adalah pendekatan partisipatif, persuasif, dan edukatif. Pendekatan partisipatif menekankan keterlibatan aktif masyarakat dalam proses pemberdayaan, sementara pendekatan persuasif bertujuan untuk meyakinkan mereka tentang pentingnya PHBS.
Pendekatan edukatif, di sisi lain, fokus pada penyampaian informasi dan pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap perilaku bersih untuk menciptakan keluarga sehat. Menyikapi program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), Basuki merujuk pada data Kementerian Kesehatan yang menunjukkan dampak positif program tersebut terhadap kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Beliau berharap bahwa tenaga penyuluh kesehatan di Puskesmas di Kalimantan Timur dapat meningkatkan kapasitas dan kompetensi dalam mengelola program di Puskesmas. Hal ini diharapkan dapat memperkuat pelaksanaan KPP untuk memberdayakan masyarakat, khususnya dalam membentuk lingkungan keluarga sehat yang memiliki pola hidup bersih dan teratur.
Dengan kata lain, Basuki menggarisbawahi pentingnya KPP sebagai alat untuk memberdayakan masyarakat dalam menerapkan perilaku sehat, dengan harapan bahwa melalui upaya ini, tingkat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat dapat terus meningkat. Peningkatan Kesehatan tersebut dapat dimulai dari terbentuknya keluarga sehat.
Dinas Kesehatan Kalimantan Timur (Dinkes Kaltim) dapat dikatakan sebagai pionir dalam mendorong implementasi Kartu Pelayanan Prenatal (KPP) di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Langkah ini merupakan inisiatif untuk memberdayakan keluarga sehat dalam menjaga kondisi kesehatan ibu dan anak.
Dengan KPP, diharapkan pelayanan kesehatan dapat lebih terintegrasi dan menyeluruh. Dinkes Kaltim percaya bahwa upaya pencegahan dan pemantauan awal melalui KPP akan membantu menciptakan lingkungan yang mendukung keluarga sehat. Kesadaran akan pentingnya peran setiap keluarga dalam menjaga kesehatan merupakan kunci menuju masa depan yang lebih sehat dan berdaya. (ADZ/ADV/DINKESKALTIM)