Kalimantan Timur, JurnalKaltim.com – Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) Provinsi Kalimantan Timur baru saja menggelar Kejuaraan Provinsi (Kejurprov) untuk atlet Indonesia usia dini dengan melibatkan enam (6) cabang olahraga (cabor). Nantinya atlet yang akan keluar sebagai juara dari Kejurprov (Kejuaraan Provinsi) ini akan dilatih kembali agar menjadi seorang atlet Indonesia profesional.
Pengembangan & Pembinaan Untuk Menjadi Atlet Indonesia Profesional
Zairin Zain sebagai Ketua Umum (Ketum) DBON Provinsi Kalimantan Timur menjelaskan saat ini ada sekitar 1.650 atlet Indonesia usia dini yang sedang aktif berpartisipasi dalam Kejurprov (Kejuaraan Provinsi) usia dini.
“Anak-anak kita hadir disini untuk mengikuti kegiatan ini, ada enam cabor. Yakni bulu tangkis, atletik, gulat, pencak silat, taekwondo, kempo,” ucap Zairin Zain saat diwawancarai awak media.
Dari seluruh enam cabang olahraga yang dipertandingkan akan dilakukan proses pemilihan pada masing-masing cabang olahraga yang menyertakan 10 orang putra & putri sehingga total keseluruhan ada 120 atlet Indonesia berusia dini yang berkompetisi. Kedepannya, para atlet muda tersebut akan dilatih secara intensif dan dibina langsung oleh DBON (Desain Besar Olahraga Nasional) Provinsi Kalimantan Timur untuk mengikuti kejuaraan regional, nasional maupun internasional.
“Kita pilih dan kita godok mereka, kita pilih yang benar-benar berpotensi ke event. Dalam catatan kami, atlet yang saat ini mengikuti kejurprov diprediksi bisa mengikuti kejuaraan dunia,” tegas Zairin Zain selaku Ketua Umum Desain Besar Olahraga Nasional Provinsi Kalimantan Timur.
Zairin Zain mengaku program pembinaan dini dari pihak DBON (Desain Besar Olahraga Nasional) Provinsi Kalimantan Timur ini juga merupakan upaya pemerintah untuk melakukan kegiatan pembinaan atlet Indonesia berusia dini yang lolos dipilih berdasarkan kualifikasi olahraga yang memang sesuai.
Nantinya, para atlet Indonesia berusia muda tersebut akan segera diikutsertakan pada uji sport sains. Meski pada saat ini, pihak DBON (Desain Besar Olahraga Nasional) Provinsi Kalimantan Timur masih belum memiliki fasilitas tersebut.
“Insha Allah tahun depan kita akan ajukan ke gubernur untuk membeli alat itu. Jadi satu-satunya alat sport sains ini adanya di Kaltim apabila disetujui,” tegas Zairin Zain.
Sementara itu, ada beberapa daerah yang baru saja memiliki alat sport sains terbaru seperti Surabaya, Semarang dan juga Jakarta. Zairin Zain mengungkapkan dirinya berharap cabang Kalimantan Timur akan segera memiliki alat ini supaya bisa turut membantu proses pengembangan pembinaan atlet Indonesia berusia muda.
Dari sisi pengembangan tersebut, Zairin Zain ikut menjanjikan bonus untuk atlet yang berhasil terpilih untuk masuk ke dalam program pembinaan DBON (Desain Besar Olahraga Nasional) Provinsi Kalimantan Timur dalam mempersiapkan para atlet Indonesia muda dan berbakat menuju event kompetisi bergengsi.
Respons Kepala Dispora Terhadap Pembinaan Atlet Indonesia Usia Dini
Sementara itu, menanggapi persoalan yang sama, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Kalimantan Timur, Agus Hari Kusuma, meminta penyelenggaraan kejuaraan untuk atlet Indonesia usia dini ini bisa sesering mungkin dilakukan.
“Karena kejuaraan atlet usia dini ini jarang-jarang, mudah-mudahan dari kejuaraan ini bisa mencetak atlet bermental juara sebanyak-banyaknya,” tegas Agus Hari Kusuma.
Pembagian lokasi dari penyelenggaraan kompetisi yang dilakukan DBON (Desain Besar Olahraga Nasional) Provinsi Kalimantan Timur sendiri terdiri atas Komplek Folder Air Hitam untuk cabang olahraga kempo, pencak silat dan juga taekwondo. Sedangkan, ada juga penyelenggaraan kejuaraan yang sama di Stadion Kadrie Oening yang akan diisi oleh cabang olahraga bulu tangkis, atletik dan gulat.
Seorang atlet Indonesia dinilai dari kekuatan, ketangkasan serta kecepatannya dalam menghadapi setiap panggung kompetisi, baik kompetisi tersebut bersifat regional, nasional ataupun internasional.
Maka, pelatihan atlet Indonesia sejak usia dini sangat diperlukan untuk mencapai potensi atlet yang maksimal. Bukan tak mungkin, jika mendapatkan pembinaan intensif sejak usia dini, para atlet tersebut akan mencetak prestasi yang hebat dan tak terduga. (RA/ADV/DISPORAKALTIM)